Rawa dan Potensinya
Rawa yang terletak pada koordinat merupakan bagian dari wilayah Desa Tungkaran Kecamatan Martapura Timur.
Rawa ini memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan.
Potensi tersebut di antaranya:
1. Rumbia atau sagu
Kingdom: Plantae
Phylum: Tracheophyta
Class: Liliopsida
Order: Arecales
Family: Noctuoidea
Subfamily: Calamoideae
Tribe: Calameae
Genus: Metroxylon
Specific epithet: sagu - Rottb.
Botanical name: - Metroxylon sagu Rottb.
Penggunaan rumbia sebagai obat di antaranya obat bisul, yaitu dengan memotong pelepahnya sehingga mengeluarkan getah kemudian ditampung dalam sebuah mangkuk atau piring kecil dan dicampur kapur sirih secukupnya. Setelah tercampur rata, maka dioleskan pada bisul.
2. Kelakai (Stenochlaena palustris)
Domain: Eukaryota () - Whittaker & Margulis,1978
Kingdom: Plantae () - Haeckel, 1866 - Plants
Subkingdom: Viridaeplantae () - Cavalier-Smith, 1981
Division : Pteridophyta
Phylum: Tracheophyta () - Sinnott, 1935 Ex Cavalier-Smith, 1998 - Vascular Plants
Subphylum: Euphyllophytina ()
Infraphylum: Moniliformopses () - Kenrick & Crane, 1997, Nom. Nud.
Class: Filicopsida () - Cronquist Et Al.
Order: Filicales () - Link
Family: Blechnaceae () - (C. Presl, 1851) Copeland, 1947 - Chain Fern Family
Tribe: Narcisseae ()
Genus: Stenochlaena () - Linnaeus, 1753
Specific epithet: palustris - (Burm.) Bedd.
Botanical name: - Stenochlaena palustris (Burm.) Bedd.
Tanaman jenis paku-pakuan ini diketemukan di daerah rawa di Desa Tungkaran ini. Habitat tanaman kelakai ini memang di daerah yang basah dan tergenang. Tanaman ini memiliki sistem perakaran serabut dan cara penyebaran dengan tunas dan sulur serta spora. Tanaman cukup mudah berkembang dan bila dibiarkan akan menutupi area yang cukup luas.
Tanaman ini memiliki banyak khasiat, seperti antidiare. Selain itu, juga dipercayai oleh masyarakat Dayak sebagai obat penambah darah serta obat awet muda. Tidak lupa juga, pucuk muda kelakai ini adalah bahan masakan yang cukup lezat dan di kalangan penduduk asli kalimantan merupakan salah satu makanan favorit (oseng kelakai contohnya).
Menariknya, tumbuhan yang kerap dijadikan sayur itu memiliki manfaat unik. Kalakai ternyata dapat menunda proses penuaan manusia. Berdasarkan studi empirik, diketahui bahwa kalakai dipergunakan oleh masyarakat suku Dayak Kenyah untuk mengobati anemia, pereda demam, mengobati sakit kulit, serta sebagai obat awet muda. Wongso Kesuma, mahasiswa Fakultas Kedokteran Unlam tertarik melakukan penelitian kandungan zat pada kalakai yang merupakan jenis tanaman jenis paku-pakuan, apalagi diyakini sebagai obat awet muda.
Dari hasil penelitian, Wongso mendapatkan bahwa kandungan zat bioaktif kalakai di daun adalah flavonoid sebesar 1,750 persen, streroid sebesar 1,650 persen, dan alkaloid sebesar 1,085 persen. Sementara di batang, ternyata kalakai mengandung flavonoid sebesar 3,010 persen, steroid sebesar 2,583 persen dan alkaloid sebesar 3,817 persen.
Dari serangkaian penelitian yang dilakukan, ia menyimpulkan bahwa kalakai mengandung zat bioaktif yang bersifat seperti anti oksidan seperti vitamin C, vitamin A, dan flavonoid. Zat bioaktif tersebut bekerja secara sinergis dengan makanisme antara lain dengan mengikat ion logam, radikal hidroksin dan oksigen singlet sebagai penghambat penuaan.
3. Eceng gondok
Domain: Eukaryota () - Whittaker & Margulis,1978
Kingdom: Plantae () - Haeckel, 1866 - Plants
Subkingdom: Viridaeplantae () - Cavalier-Smith, 1981
Phylum: Tracheophyta () - Sinnott, 1935 Ex Cavalier-Smith, 1998 - Vascular Plants
Subphylum: Euphyllophytina ()
Infraphylum: Radiatopses () - Kenrick & Crane, 1997
Class: Liliopsida () - Scopoli, 1760
Subclass: Commelinidae () - Takhtajan, 1967
Superorder: Pontederianae () - Takhtajan Ex Reveal, 1992
Order: Pontederiales () - J.d. Hooker, in Le Maout & Decaisne, 1876
Family: Pontederiaceae () - Kunth, 1815[1816] - Water-Hyacinth Family
Subfamily: Trollioideae ()
Tribe: Eichhornieae ()
Genus: Eichhornia () - Kunth, Eichhornia. 3. 1842. - Water-hyacinth, jacinthe d™eau [for Johann A. F. Eichhorn, 1779-1856,
Prussian statesman]
Specific epithet: crassipes - Solms
Botanical name: - Eichhornia crassipes Solms
Eceng gondok merupakan herba, mengapung di air kadang-kadang berakar dalam tanah, tinggi 0,4-0,8 m.
Daun eceng gondok merupakan roset akar, tunggal, oval, ujung meruncing, pangkal runcing, pangkal tangkai daun menggelembung, tepi rata, panjang 7-25 cm, dan permukaan daun licin serta hijau. Tanaman eceng gondok tidak memiliki batang.
Bunga eceng gondok adalah bunga majemuk, bentuk bulir, di ketiak daun, tangkai bersegi, lunak, hijau, kelopak bentuk tabung; benang sari 6, 3 lebih panjang dari yang lain; mahkota lepas, panjang 2-3 cm, ungu.
Penggunaan eceng gondok sebagai obat di antaranya (seluruh tumbuhan atau akar) :
- tenggorokan terasa panas, kencing tidak lancar, biduran, bisul, abses.
Untuk obat bengkak dipakai sekitar 10 gram tangkai daun Eichhornia crassipes, ditumbuk halus lalu ditempelkan pada bagian yang bengkak, kemudian dibalut dengan kain bersih.
Eceng gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai. Tumbuhan ini dapat mentolerir perubahan yang ekstrim dari ketinggian air, laju air, dan perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air.
Kandungan kimia pada eceng gondok ini yaitu: Daun Eichhornia crassipes mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.
Baru-baru ini ada penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan eceng gondok dapat dijadikan sebagai kolektor uranium.
4.
Kingdom: Plantae
(unranked): Angiosperms
(unranked): Monocots
Order: Alismatales
Family: Araceae
Subfamily: Aroideae
Tribe: Pistieae
Genus: Pistia L.
Species: P. stratiotes
Tanaman ini juga sering menjadi gulma. Walaupun begitu sering digunakan sebagai tanaman hias.
Daun apu-apu berkhasiat sebagal obat batuk rejan, demam dan untuk pelancar air seni.
Untuk obat demam dipakai ± 15 daun Pistia stratiotes, dicuci, dan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih selama 15 menit, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum dua kali sama banyak pagi dan sore.
Kandungan kimia Herba Pistia stratiotes mengandung flavonoida dan polifenol.
Walaupun rawa di desa Tungkaran ini memiliki banyak potensi, tentunya ada segi merugikannya. Rawa dengan air yang tenang dan tertutupi sejumlah macam tanaman air akan menjadikan sebagai sarang nyamuk yang potensial. Mulai dari nyamuk penyebab demam berdarah, malaria, hingga chikungunya (belum pernah sih dengar beritanya di kalimantan). Rawa ini juga dapat menjadi tempat perkembangbiakan tikus serta lokasi penyebaran serangga penggerek padi.
Sekarang ini sudah sering terjadi kasus resistensi pada pengobatan malaria. Salah penyebabnya yaitu karena penggunaan obat malaria yang tidak sesuai indikasi. Sehingga pencarian obat malaria yang baru terutama dari alam gencar dilakukan. Salah satu caranya yaitu dengan mencari informasi ke masyarakat mengenai info tanaman obat yang menjadi obat malaria.
Eceng gondok ini lebih bersifat gulma bila dibiarkan, terutama bila perairan mengalami eutrofikasi (kesuburan meningkat). Bila tanaman ini mengalami "booming" mampu menutupi area yang luas dari perairan yang tidak mengalir. Setelah itu, tingkat keasaman perairan di daerah rawa tersebut meningkat, termasuk jumlah sedimen, timbulnya bau tidak sedap, dan jumlah oksigen dalam perairan tersebut menurun akibat terhalangnya cahaya matahari menembus perairan. Namun, tanaman ini mampu menurunkan kadar logam berat dalam perairan tersebut dan menyimpannya di dalam eceng gondok tesebut, sehingga mampu menurunkan tingkat cemaran dalam perairan tersebut. Di luar hal itu semua, eceng gondok dapat dijadikan bahan kerajian tangan, seperti anyaman. Dengan sedikit pelatihan dan bimbingan bagi masyarakat sekitar rawa, jumlah eceng gondok yang melimpah dapat dijadikan sumber penghasilan.